Penyakit yang berisiko lebih tinggi timbul setelah menopause antara lain penyakit jantung, stroke, osteoporosis, obesitas, infeksi saluran kemih, hingga depresi dan kecemasan. Untuk mencegahnya, jalani pola hidup sehat dengan olahraga teratur, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berhenti merokok, dan jaga kualitas tidur.
0
13 Mei 2022
Ditinjau oleh dr. Reni Utari
Penyakit yang berisiko muncul setelah menopause salah satunya depresi dan kecemasan
Perubahan pada tubuh di masa menopause dapat memengaruhi kondisi kesehatan wanita. Kadar hormon yang tidak lagi sama telah dikaitkan dengan penuaan serta peningkatan risiko terjadinya penyakit yang timbul setelah menopause.
Advertisement
Setidaknya ada 10 penyakit yang mungkin timbul setelah menopause, di antaranya:
Dari sekian banyak penyakit yang berisiko timbul setelah menopause, bahaya yang paling signifikan adalah penyakit jantung. Hampir sepertiga wanita menopause mengalami peningkatan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Tingkat serangan jantung pada wanita mulai meningkat kira-kira satu dekade setelah menopause.
Meningkatnya risiko penyakit jantung pada wanita yang telah mengalami menopause disebabkan oleh penurunan kadar hormon estrogen di tubuh.
Estrogen berperan membantu menjaga pembuluh darah tetap fleksibel. Saat kadar estrogen berkurang, maka manfaat ini akan hilang.
Belum lagi perubahan lain seperti kenaikan tekanan darah yang dapat menebalkan dinding arteri membuat jantung wanita menopause menjadi rentan rusak.
Penurunan tingkat estrogen juga berpotensi berperan dalam penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah yang mengalir menuju ke otak.
Stroke manjadi salah satu penyakit umum yang timbul setelah menopause karena risikonya menjadi berlipat ganda setiap dekade setelah wanita berusia 55 tahun.
Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi tipis dan lemah serta mudah patah. Tulang wanita juga dilindungi oleh estrogen.
Proses pengeroposan tulang dapat berlangsung cepat pada tahun sebelum periode menstruasi terakhir dan berlanjut hingga sekitar tiga tahun setelahnya. Ini menjadikan osteoporosis sebagai salah satu penyakit yang berisiko timbul setelah menopause.
Paparan timbal yang Anda alami selama hidup akan disimpan di tulang. Saat tulang mengalami kerusakan atau pengeroposan cepat setelah menopause, maka timbal lebih mungkin dilepaskan ke dalam darah.
Wanita lansia memiliki kadar timbal dalam darah 30% lebih tinggi daripada sebelum menopause. Ini meningkatkan risiko terjadinya keracunan timbal.
Risiko penyakit akibat kadar timbal tinggi antara lain adalah hipertensi, aterosklerosis dan gangguan ginjal. Keracunan timbal juga dapat memengaruhi ingatan dan kemampuan berpikir yang mirip dengan gejala demensia.
Menopause juga dapat menyebabkan metabolisme menjadi lebih lambat sehingga membuat wanita menopause lebih mudah gemuk dan kehilangan massa jaringan tanpa lemak.
Penelitian dari SWAN yang diterbitkan pada Maret 2019 di jurnal JCI Insight menyebutkan bahwa peningkatan berat badan mulai terjadi kira-kira dua tahun sebelum periode menstruasi terakhir hingga dua tahun memasuki periode pascamenopause.
Penyakit yang dapat timbul setelah menopause selanjutnya adalah infeksi saluran kemih (ISK). Penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis dan kering. Kondisi ini membuat bakteri lebih mudah berkembang, sehingga lebih rentan mengalami ISK.
Risiko ISK pada wanita bergantung pada berbagai faktor individu, namun kejadian ISK umumnya meningkat seiring bertambahnya usia.
ISK pada wanita di atas usia 65 tahun, angkanya kira-kira dua kali lipat dari wanita di usia lainnya. Selain itu, hampir 10% wanita yang sudah menopause melaporkan pernah mengalami ISK.
Inkontinensia urin juga rentan dialami oleh perempuan yang telah menopause. Ini adalah kondisi saat Anda tidak dapat mengendalikan kandung kemih, sehingga tidak jarang tidak bisa menahan saat harus buang air kecil dan akhirnya ngompol.
Kondisi ini dimulai pada perimenopause dan berlanjut selama bertahun-tahun setelahnya.
Saat mengalami inkontinensia urin, Anda mungkin tidak sengaja mengompol saat batuk, bersin, atau melakukan aktivitas fisik (inkontinensia urin stres).
Anda juga dapat mengompol karena dorongan tak terkendali untuk segera ke kamar mandi (inkontinensia urgensi). Banyak wanita yang telah menopause mengalami gabungan kedua kondisi tersebut.
Kanker payudara adalah penyakit dengan kejadian tertinggi yang timbul setelah menopause jika dibandingkan jenis kanker lainnya. Di negara maju, insiden kanker payudara meningkat setelah menopause, sementara di Asia meningkat sebelum atau saat menopause.
Penyakit yang timbul setelah menopause tidak hanya gangguan fisik tetapi juga bisa merupakan gangguan kesehatan mental. Perubahan kadar hormon progesteron dan estradiol di masa menopause dapat memengaruhi perubahan suasana hati, termasuk menunjukkan gejala depresi dan kecemasan.
Gejala depresi perimenopause umumnya berupa gejala ringan yang bersifat sementara dan dapat membaik setelah kondisi hormon stabil. Sementara itu, gejala depresi setelah menopause atau kondisi depresi dengan gejala lebih berat mungkin terjadi pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami kondisi tersebut.
Masalah di rongga mulut juga sering dikeluhkan oleh wanita yang sudah menopause. Hal ini dikarenakan penuruan kadar estrogen juga dapat menyebabkan pengeroposan tulang rahang. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kehilangan gigi.
Menopause juga dapat menyebabkan mulut kering sehingga meningkatkan risiko penyakit gusi dan gigi berlubang. Kondisi mulut kering dikenal juga sebagai xerostomia.
Setelah menopause, kelenjar ludah dapat gagal menghasilkan air liur yang cukup untuk membersihkan bakteri mulut. Akibatnya, kuman jadi menumpuk di dalam mulut dan meningkatkan risiko gingivitis serta kerusakan gigi. Kondisi mulut kering juga bisa membuat Anda kesulitan makan dan menelan.
BACA JUGA: Bisakah Wanita Menopause Subur dan Hamil Kembali?
Untuk menjaga kesehatan dan menurunkan risiko penyakit yang timbul setelah menopause, ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan, meliputi:
Baca Juga
Itulah berbagai penyakit yang timbul setelah menopause. Berkonsultasilah dengan dokter saat memasuki masa menopause atau berusia diatas 50 tahun untuk mendapatkan saran untuk menjaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Anda juga bisa melakukan konsultasi secara online lewat fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
Advertisement
Referensi
Terima kasih sudah membaca.
Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)
Artikel Terkait
National Alliance of Mental Illness telah merilis survey bahwa 1 dari 8 wanita merasakan depresi, dua kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Depresi adalah penyakit mental yang ditandai dengan rasa sedih berkepanjangan hingga rasa ingin mengakhiri hidup.
Memasuki masa menopause, ada banyak perubahan di tubuh perempuan. Salah satu usaha demi membuat proses adaptasi lebih mulus, perlu suplemen untuk wanita menopause. Beberapa di antaranya adalan vitamin A, B-12, B6, D, dan E.
Menopause bisa saja memengaruhi turunnya libido. Tapi bukan berarti kehidupan seksual Anda ikut menurun. Komunikasi yang tepat dengan pasangan hingga menggunakan sex toys bisa jadi cara untuk mempertahankannya.
Diskusi Terkait di Forum
Dijawab oleh dr. Evelin Kwandang
Dijawab oleh dr. Pany
Dijawab oleh dr. Aisyah Nur Ramadhani
Advertisement
Jadi orang yang pertama tahu info & promosi kesehatan terbaru dari SehatQ. Gratis.
Kumpulan Artikel dan Forum
© SehatQ, 2022. All Rights Reserved